Payung pertama kalinya digunakan di negeri China
Sejarah mencatat bahwasannya payung pertama kali ditemukan di China pada tahun 21 masehi, ketika para penguasa negeri tersebut ingin menutupi barang bawaan mereka dengan sebuah penutup ketika bepergian. Penemuan ini akhirnya populer, dan diekspor melalui Jalur Sutera ke Jepang, Korea, Eropa dan seluruh bagian di Asia. Penggunaan payung berkembang ketika zaman kekuasaan kekaisaran Romawi, menghilang di Abad Pertengahan, lalu kembali populer di zaman Renaissance.
Payung awalnya hanya digunakan oleh wanita
Payung di zaman kuno ternyata hanya digunakan oleh wanita. Bahkan payung adalah barang fesyen yang cocok dipadu dengan sepatu berhak tinggi. Payung memang adalah simbol feminimitas, hingga kalau ada pria yang mengayunkan payung, ia akan dianggap 'kewanita-wanitaan.' Payung juga diasosiasikan dengan fesyen tingkat tinggi dan simbol kemakmuran. Semua ini berubah ketika seorang pria bernama Jonas Hanway yang merupakan pendiri Magdalen Hospital di Inggris, berani menggunakan payung kemanapun dia pergi. Akhirnya pria juga ikut menggunakan payung, bahkan berbagai jenis payung mulai diproduksi dan diiklankan.
Ada ratusan ribu jenis payung di dunia
Seorang penulis di media "New Yorker," Susan Orlean, menulis tentang payung zaman modern, dan sang penulis menyadari bahwa bentuk payung makin sederhana setiap harinya. Dia menyadari bahwa tak perlu pendidikan tinggi untuk sekedar mendesain payung, meski tak mudah juga untuk menemukan desain payung yang belum ada sebelumnya. Susan akhirnya membuktikannya dengan mencoba pergi ke kantor paten AS, dan menemukan ada 3000 lebih jenis payung yang dipatenkan. Desainnya unik, mulai dari payung yang dilengkapi tali untuk membawa anjing jalan-jalan, hingga payung yang didesain agar bisa terbang. Bahkan, jika dilakukan pencarian Google dengan kata kunci kantor paten AS, ada 120.000 hasil dengan kata "umbrella." Beberapa di antaranya adalah 'payung yang dapat melacak intensitas cahaya matahari,' serta 'payung yang dapat digonta-ganti.'
China adalah produsen payung terbanyak di dunia
Songxia adalah sebuah kota di China, yang memiliki julukan 'ibukota payung dunia.' Hal ini dikarenakan 500juta buah payung, atau 30 persen dari jumlah produksi payung di China, dibuat di Songxia. Ada 1000 lebih pabrik payung di Songxia, dan rata-rata 300 payung dibuat oleh satu orang buruh pabrik payung tiap harinya. Di kota yang berjarak sejauh 2 jam perjalanan dari Shanghai tersebut, berbagai macam payung diproduksi: payung hujan, payung golf, payung pantai, payung lipat, payung promosi, payung mini, payung anak-anak, payung fashion, payung parasol, payung spatio, payung tembus pandang, payung pernikahan dan beberapa yang lain.
Seseorang berpayung, diduga terlibat dalam pembunuhan JFK.
Pada 22 November 1963, matahari sedang cerah dan saat yang tepat untuk bermain di luar. Di saat yang sama, presiden ke 35 Amerika Serikat John F. Kennedy, sedang menaiki mobil 'convertible' miliknya dengan kap terbuka. Ketika lewat siang hari dan sang presiden melintasi Dealey Plaza, seseorang membuka payungnya dan mengayunkannya ke arah timur dan barat. Seketika itu, peluru menghujani arah mobil sang presiden dan akhirnya merenggut nyawanya. Seseorang yang terkenal sebagai "umbrella man" tersebut, kemudian pergi menjauh. Hingga saat ini, keberadaan sangkut paut "umbrella man" di pembunuhan JFK masih jadi misteri. Spekulasi bermunculan, mulai dari sang "umbrella man" memberi sinyal pada pembunuh, atau dialah pembunuhnya dengan menaruh shotgun di payungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar